Looking for something?

Saturday 26 May 2012

Menggapai Hakikat Keikhlasan

Innalhamdulillah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wanaa'uzubillah minsyurruru 'anfusinaa waminsayyi'ati 'amaalina mayyahdihillah falah mudhillalah wa man yudhlil falaa haadiyalah, wa asyhadu alla ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh.

Bismillahirrahmanirrahim...

Marilah kita beristighfar sebentar... ASTAGHFIRULLAHAL'AZIM X3

Assalamualaikum w.b.t,

Alhamdulillah atas izin dan rahmatnya marilah kita sama2 merenung dan bersyukur atas segala nikmat yg telah diberikan kpd kita sama ada secara langsung atau tidak, sama ada kita sedari atau tidak. InsyaAllah kita seharusnya merasa hina dan rendah diri apabila kita menyedari betapa bergantungnya kita kepada Allah dalam SETIAP aspek dalam kehidupan kita. Penulis ingin mengajak pembaca-pembaca sekalian untuk merasa selalu diawasi oleh Allah iaitu muraqabah dalam kehidupan kita sehari-hari.

InsyaAllah untuk entry kali ini penulis terbuka hati untuk menulis sepengetahuan diri seputar keikhlasan. Mungkin ini merupakan topik yang popular dikalangan masyarakat dan para petugas kader dakwah tetapi niat merupakan salah satu pilar utama untuk diterimanya suatu amal itu, yang bakal mendefinisikan amal itu sendiri. Ini telah disabdakan oleh nabi junjungan kita Muhammad S.A.W dalam Hadith Arba’in, Hadith yang pertama yang berbunyi

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radiallahuanhudia berkata: Saya mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:

“Hanya segala amal dengan niat dan hanya bagi tiap-tiap seorang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

Diriwayatkan hadith ini oleh dua orang Imam hadith iaitu Abu Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Al-Mughirah Ibn Bardizbah al-Bukhari dan Abu al-Hussain Muslim Ibn al-Hajjaj Ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi dalam kitab sahih keduanya iaitu kitab yang amat sahih di antara segala kitab yang pernah disusunkan.

Peranan niat dalam perlaksanaan suatu amal adalah sangat esensial dan penting dalam rangka penerimaan amal-amal tersebut oleh Allah SWT. Misalnya, mandi dan makan merupakan fitrah kegiatan seorang manusia tiap-tiap hari. Dimana, jika seseorang itu tidak meniatkan mandi dan makannya itu sebagai ibadah kepada Allah SWT, sebagai suatu medium untuk membersihkan diri dan mendapat tenaga untuk kembali segar beribadah kepada Allah, maka itu akan hanya menjadi rutinitas kehidupan sahaja tanpa mendapat ganjaran pahala dari sisi Allah SWT.

Berkenaan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah, seseorang itu haruslah memeriksa niatnya yang ingin berubah itu. Sama ada direlakan atau dipaksakan, sama ada secara natural atau hanya ikut-ikutan semata-mata, periksalah niatnya semula.

Ibn Qayyim al-Jauziyah meletakkan pemeriksaan niat itu di tiga tempat iaitu

1. sebelum melakukan suatu amal

2. ketika melakukan suatu amal

3. sesudah melakukan suatu amal

Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Sesungguhnya Allah swt tidak melihat (menilai) bentuk tubuh serta kemolekan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Penulis teringatkan sebuah kisah yang sering kita dengar apabila membicarakan tentang keikhlasan. Kisah ini ditulis oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin. 


Friday 18 May 2012

Its wakeup time !!!

Innalhamdulillah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wanaa'uzubillah minsyurruru 'anfusinaa waminsayyi'ati 'amaalina mayyahdihillah falah mudhillalah wa man yudhlil falaa haadiyalah, wa asyhadu alla ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh.

Bismillahirrahmanirrahim...

Marilah kita beristighfar sebentar... ASTAGHFIRULLAHAL'AZIM X3

Assalamualaikum w.b.t,

Setelah sekian lama menyepi, saya pertama-tamanya ingin meminta maaf kepada pembaca semua kerana sudah lama tidak meng'update' blog saya yang  sudah lama berhabuk ni. Boleh saja saya taburkan pelbagai alasan untuk menutupi kelemahan diri. Tetapi saya tahu itu bukan pilihan, tetapi mahu atau tidak, tetap saya gagahkan hati ini untuk menulis lagi. Semoga Allah memperkuat hati ini. Untuk mulai menulis lagi, perumpamaannya sepertinya seorang yang berbadan besar yang baru memulai program dietnya. hehe. Perlu saya akui, segala amal itu perlu konsisten dalam perlaksanaannya kerana Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah pernah berkata, "Karomah yang paling besar adalah dengan mengikuti istiqomah". Saya meminta kepada pembaca semua untuk mendoakan saya agar terus istiqomah menulis bagi mendukung dakwah yang bersenjatakan mata pena ini. Amin.

Untuk pembaharuan, saya tukar nama blog ini kepada Murobbi Wannabe kerana ini merupakan nama pena saya di Facebook tetapi link site untuk blog ini tetap haziqjundullah.blogspot.com . Saya berharap pembaca sekalian dapat mengisi ruangan ngobror yang ada di sisi kanan dan meninggalkan sumbang saran untuk memperbaiki kualiti penulisan saya untuk mempelbagaikan warna-warni dakwah pena ini.

Untuk post kali ini, cukup saya sajikan kata-kata Ibnu Mas'ud yang saya kutip dari taklim umum yang saya hadiri tadi yang disampaikan oleh Ustaz Aminullah yang membahas tentang kitab Riadussolihin.

"Tidak bermanfaat perkataan jikalau tidak ada perbuatan,
Tidak bermanfaat perbuatan tanpa disertai niat yang ikhlas dan benar,
Dan tidaklah bermanfaat perkataan dan perbuatan jika tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW."


Ya Allah, Yang Pemurah lagi Maha Pengampun, 
Ampunilah dosa hambaMu ini yang selalu saja alpa dan leka akan nikmat-nikmat yang telah Engkau berikan.
Engkau ampunkanlah dosa-dosaku,
Dosa-dosa kedua ibu bapaku, dan umat Islam sejagat.
Engkau jauhkanlah kami dari api neraka dan masukkanlah kami dalam syurga dengan sifat Maha PenyayangMu Ya Allah.
Jauhkanlah kami dari fitnah dunia, fitnah akhirat , fitnah kubur dan fitnah al-Masih Dajal laknatullah.
Luruskanlah hati kami kepadaMu dan bantulah hati kami untuk sentiasa mengingatiMu Ya Allah. Amin.





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Translate

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

-baca al-mathurat

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ juzuk dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali dalam masa 30 hari

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.


7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore (al- mathurat)

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ juzuk dari Al-Quran lagi untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali dalam masa 30 hari

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang penulis sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Ayo Baca Qur'an !!!